Sebelum meninggal dunia, Abu Musa Al-Asy'ari selalu berpesan kepada istrinya,
"Bersungguh-sungguhlah dalam menempuh beratnya perjalanan menuju akhirat, sebab tak ada jalan keluar dari neraka."
Dimana hadir senyum, tawa, dan nikmat berlimpah
Namun belum tentu datang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Dimana terdapat hiasan megah serta riasan indah
Namun tak mampu mereka janjikan khotimah-Nya.
Di hari itu aku merindukan kesertaan berkah.
Dengan harapan Engkau akan meridhoi setiap langkah.
Di hari itu kusambut ratusan wajah dan yang paling kunanti adalah berkah.
Hingga takkan henti Kau hujani kami dengan cinta-Mu di sepanjang jalan nan berlobang ini.
Berkah
Seperti doa yang Rasulullah hadiahkan untuk setiap yang menikah:
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما فى خير
"Semoga Allah memberi barakah padamu (dalam suka) dan semoga Allah memberi barakah atasmu (dalam duka), dan semoga Ia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan"
♥
20 hari lagi menuju kehidupan baru, inshaAllah.
Namun seyogyanya ada yang lebih harus kupersiapkan.
Dia yang sudah dekat..
Dia yang kehadirannya mendadak..
Kekhawatiran akan dunia adalah kegelapan dalam hati.
Namun kekhawatiran tentang kehidupan setelah mati adalah cahaya dalam hati.
(Sayyidina Utsman bin Affan)
Bila kamu mendengar sesuatu yang kurang baik tentang saudaramu,
maka carilah alasan untuknya dari satu sampai tujuh puluh alasan.
Kalau kamu belum mendapatkannya, maka katakanlah
"Bisa jadi ia memiliki alasan yang tidak aku ketahui."
(Al-Imam Ja'far As Shodiq)
Munajatku, adalah bersama denganmu wahai yang kurindui
Dikenalimu, adalah angan-angan tertinggi
Tak pantas memang seorang durhaka sepertiku mengaku tuli
Kumohon Rabbi berikan ikatan dengannya walau sekedar mimpi
Kecemasanku, mengingat dosa dan amal buruk yang selama ini sudah aku lakukan, lalu membayangkan bagaimana harus mempertanggungjawabkan semua kelak di akhirat.
Abdullah bin Sumaith: Suatu ketika aku mendengar ayahku berkata, 'Wahai manusia yang tertipu oleh rasa sehat, tidakkah kamu pernah mendengar tentang adanya orang yang mati mendadak? Wahai manusia yang ditipu oleh perasaan panjang umur, tidakkah kamu pernah melihat orang yang disambar bencana tanpa peringatan terlebih dahulu? Sungguh.. sekiranya engkau mencurahkan sedikit pikiran saja kepada panjangnya umurmu, niscaya engkau akan lupa pada setiap kesenangan yang telah engkau nikmati'
Berkata Sayyidina Ali Zainal Abidin ra. (cicit dari Rasulullah saw):
"Mengapa orang bisa menjauhi makanan karena bahayanya,
namun mengapa mereka tidak bisa menjauhi dosa karena adzabnya"
Ia Yang Maha Baik tidak akan memberikan kesia-siaan.
Coba kau perhatikan, tidak ada ketentuan-Nya tanpa adanya hikmah.
Betapa banyak kebaikan dan kebahagiaan berlimpah
tersembunyi dibalik peristiwa yang menyakitkan hati tanpa kita sadari.
Wahai diri, berterimakasihlah..
Ucapkan alhamdulillah dengan hati, lisan, dan dengan keseharianmu
Habib Umar bin Hafidz dalam ceramahnya di Solo menceritakan pada masa Syekh Sya'rawi menjadi rektor di Universitas Al-Azhar, Mesir, beliau kedatangan delegasi suatu organisasi wanita dari Amerika. Mereka mengadukan akhlak wanita amerika yg semakin lama semakin tidak karuan dan tidak punya malu, lalu mereka mengatakan bahwa solusi terbaik untuk kaum wanita adalah kembali ke fitrah mereka untuk tidak keluar rumah. Mendengar hal itu Syekh Sya'rawi tersenyum seraya berkata "Wanita-wania Mesir baru mulai ikut-ikutan adat barat dengan dalih emansipasi, ternyata wanita barat itu sendiri sudah muak dengan kehidupan mereka dan mencari solusi untuk masalah yang mereka hadapi ini".
Terdengar bisikan dalam batin pendosa ini
"Kau mengaku mencintaiNya namun kau ulangi kembali dosa-dosa yang membuat Ia murka"
"Manusia yang bertakwa dihadapan Tuhan adalah orang yang menasehati dirinya sendiri, memprioritaskan taubatnya dan mengalahkan hawa nafsunya. Sesungguhnya, saat datangnya ajal tidak diberitahukan kepadanya, sementara angan-angan berupaya menipunya, dan setan membujuknya untuk menangguhkan taubat atau membangkitkan keinginannya untuk berbubat dosa"
(Al-Ghazali)
Sungguh semua telah terlihat jelas. Teguhkan hati yang masih sangat lemah ini, Wahai Yang Maha Kuat.
Ketika Shalih bin Mismar telah mendekati ajalnya, ia ditanya "Tidakkah engkau akan mempercayakan anak dan keluargamu kepada seseorang?"
dan dia menjawab, "Aku malu mempercayakan mereka kepada siapa pun selain Allah."
Apa yang selama ini kutakutkan, seringkali menyejukkan.
Apa yang selama ini kudambakan, malah justru menyedihkan.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui"
(QS. Al-Baqarah:216)
“Agar Ia lembutkan hatiku, ampuni dosaku, perbaiki amalku.
Aku merasa hati ini keras. Keras sekali.”
Tidaklah mengherankan,
jika Nabi SAW sangat khawatir jika pintu-pintu kesenangan duniawi dibukakan kepada umat ini,
karena itulah yang menyebabkan kita berpaling dari agama.
Basysyar bin Ghalib Al-Najrani berkata:
Suatu ketika aku melihar Rabi'ah Al-'Adawiyah berkata dalam mimpikku karena aku memang banyak berdoa untuknya. 'Wahai Basysyar bin Ghalib, hadiah-hadiahmu datang kepadaku dengan dibungkus kain sutera dan diletakkan di atas nampan yang terbuat dari cahaya'. Aku bertanya, 'Bagaimana itu bisa terjadi?' Dia menjawab, 'Begitulah doa orang-orang beriman yang masih hidup jika mereka memanjatkan doa untuk orang yang sudah meninggal dan dikabulkan. Doa itu ditaruh di atas nampan-nampan yang terbuat dari cahaya dan ditutup dengan kain sutera lalu dibawa kepada orang yang mati itu dengan ucapan
'Inilah hadiah dari si Fulan untukmu'
Mujahid berkata:
Yang pertama berbicara kepada anak Adam (setelah dia mati) adalah kuburannya "Aku adalah rumah cacing-cacing! Aku adalah rumah kesepian, keterasingan, dan kegelapan! Inilah yang telah aku persiapkan untukmu. Lalu apa yang telah kau persiapkan untukku?"
Wahai Saudariku, bukankah suamimu telah memberi mahar untukmu seberapapun besar kecilnya agar engkau halal untuknya? Namun mengapa kau halalkan pula auratmu terpandang oleh semua mata? Tidakkah kau sayangkan?
Jika kecintaan kepada Rasulullah saw benar-benar tertanama di hati seseorang, jangankan kepada sahabat Rasulullah saw, kepada seorang kafir pun ia tak akan pernah mencaci.
"Sungguh mengagumkan seorang mukmin,
Segala urusan baik baginya dan itu tidak terjadi kepada siapapun kecuali seorang mukmin.
Jika dia mengalami kesenangan, dia bersyukur
Maka itu baik baginya
Dan jika dia terkena kesedihan, dia bersabar
Maka itu juga baik baginya"
(HR. Muslim)
Al Hasan RA. berkata:
"Dzikir terbagi menjadi dua; kamu mengingat Allah dalam hati, memang bagus dan besar pahalanya. Tetapi yang lebih baik daripada itu adalah mengingat Allah saat menghadapi hal-hal yang diharamkan Allah"